Pernahkah Anda melihat rempah-rempah dalam wadah yang kusam dan membosankan? Mungkin tidak! Jika Anda menjual rempah-rempah, maka kita semua tahu atau mengerti perlunya pemasaran dan pengerjaan desain kemasan. Rempah-rempah tentu saja merupakan produk visual — semuanya berwarna cerah yang menarik perhatian dari rak supermarket. Sekarang wadahnya bisa berupa stoples atau kaleng yang bagus, dan bahkan bentuk-bentuk yang menyenangkan yang akan membuat Anda tersenyum.
Namun, penampilan bukanlah segalanya! Aromanya juga pedas Tidak seperti plastik, tutup wadah yang bagus untuk menyimpan rempah-rempah mengunci rasa di dalamnya dan menjaganya tetap segar; tutup juga mengeluarkan aroma khasnya. Aromanya muncul saat Anda membuka toples rempah-rempah dan membawa Anda ke suatu tempat baru, membuat pengalaman makan menjadi jauh lebih menyenangkan. Tutup juga dapat membangkitkan kenangan kuliner kesayangan Anda atau waktu berharga yang dihabiskan bersama keluarga dan teman saat makan.
Lalu ada perusahaan yang menjajakan segala macam modul siap pakai dalam kemasan rak bumbu yang lucu, tetapi semuanya telah berubah dari stoples dan kaleng. Jadi, ketika bumbu hadir dalam begitu banyak jenis dan rasa, kemasannya pun kini telah berevolusi dari waktu ke waktu yang tidak hanya membantu menjaga kesegarannya lebih lama tergantung pada cara penyimpanannya tetapi juga mudah dibawa dengan penjepit saat diangkut dari satu tempat asal ke tempat lainnya. Ini adalah informasi yang berguna untuk dimiliki saat memilih bumbu untuk makanan Anda.
Pengemasan rempah-rempah dengan bahan yang ramah lingkungan juga merupakan sektor terbaru dari ide ini. Saat ini, banyak perusahaan menggunakan produk kertas daur ulang, Anda dapat menggunakannya kembali atau mendaur ulang bambu, beberapa bahkan menggunakan plastik yang dapat dikomposkan untuk membuat kemasan. Ini mengurangi limbah dan menunjukkan bahwa satu orang dapat membuat perbedaan bagi Bumi. Namun dengan menggunakan gaya ramah lingkungan ini, kita semua dapat memberikan kontribusi bagi lingkungan dengan menjadi contoh nyata.
Rempah-rempah, berabad-abad lalu dikemas dalam keranjang lontar atau pot lumpur. Ini tidak sulit, karena mudah digunakan sebagai bahan penyimpanan. Ketika manusia mulai memindahkan lebih banyak rempah-rempah ke seluruh dunia, kita juga mulai menggunakan kotak kayu dan kaleng logam sebagai cara untuk mengangkutnya dalam jarak jauh. Stoples kaca ditemukan selama revolusi industri yang memungkinkan rempah-rempah disimpan dan dipamerkan dengan mudah. Beginilah cara mengemas makanan yang membuat kita maju satu dekade dalam segmen manufaktur ini.
Jadi sekarang kemasan memiliki nilai yang lebih besar dari sekadar fungsi; kemasan juga berfungsi sebagai media untuk menceritakan kisah perusahaan dan menandakan status bahan baku yang bermutu. Banyak perusahaan ingin membangkitkan rasa kagum pelanggan mereka — mungkin memberi tahu mereka dari mana rempah-rempah ini berasal atau mengapa rempah-rempah ini begitu unik. Dengan melakukan ini, berbelanja rempah-rempah menjadi lebih menyenangkan dan lebih intim.
Perusahaan rempah-rempah lain mengambil langkah lebih jauh dan mendapatkan bahan-bahan mereka dari Perdagangan Adil atau Organik. Konsep Perdagangan Adil mencakup perhatian terhadap kompensasi yang adil bagi petani dan pekerja juga, yang harus dicapai dalam kondisi kerja yang sesuai. Istilah lain yang digunakan pada produk makanan tetapi tidak diatur oleh FDA, sedangkan peternakan bebas hanya berarti bahwa seekor hewan dapat keluar rumah dalam jangka waktu tertentu selama hidupnya. Tidak seperti pertanian organik yang berarti tanaman bebas bahan kimia dan pestisida yang hanya ditanam dalam kondisi yang memungkinkan metode tertentu saja! Ini baik untuk lingkungan dan juga kesehatan kita.